KALAM INSYA’
A. Pengertian
Insya’
secara bahasa artinya mewujudkan. Sedangkan menurut istilah insya’ adalah ucapan yang tidak mengandung pengertian kebenaran dan
kedustaan bagi zatnya. Seperti
Ighfar dan Irham.[1]
لأنشاء ما لا يصح أن يقال لقاءله أنه صادق فيه أوكاذب.
B.
Macam-macam Kalam Insya’
Insya’ terbagi kepada dua macam yaitu:
1.
Insya’ Thalabi
لأنشاء
طلبي مايستدعى مطلوبا غير حاصل وقت الطلب. ويكون باالأمر. والنهى.
والأستفهام. والتمنى. والنداء.
Insya’ thalabi, yaitu kalam yang mengandung shighat
perintah, larangan, pengharapan sesuatu yang sulit terwujud, pertanyaan dan
seruan yang memotivasi terwujudnya sesuatu yang diminta yang tidak hasil
seketika.[2] Atau kalam thalabi adalah kalimat yang menghendaki
terjadinya sesuatu yang belum terjadi pada waktu kalimat itu diucapkan.[3]
a. Bentuk-bentuk Insya’
Thalabi
1)
Amr (kalimat
perintah)
Amr adalah menunutut dilaksanakannya suatu pekerjaan oleh pihak yang
lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah. Amr mempunyai empat macam
redaksi, yaitu fi’il amr, fi’il mudhaari’ yang didahului dengan lam
amr, isim fi;il amr dan mashdar yang menggantikan fi’il amr.
Kadang-kadang amr
tidak digunakan untuk maknanya yang asli, melainkan kepada makna yang lain. Hal
ini dapat diketahui susunan kalimat. Makna lain tersebut adalah irsyad
(bimbingan), do’a (permohonan), iltimas (tawaran), tamanni
(harapan yang sulit tercapai), takhyir (pilihan), taswiyah
(menyamakan), ta’jid (melemahkan mukhatab), tahdid
(ancaman) dan ibahah (kebolehan).
2)
Nahyi
(kalimat larangan)
Nahyi
adalah tuntutan
tidak dilakukannya suatu perbuatan yang disampaikan oleh seseorang kepada orang
yang martabatnya lebih rendah. Redaksi nahyi adalah fi’il mudhari’
yang didahului laa nahiyah.
Kadang-kadang redaksi nahyi keluar dari
maknanya yang hakiki dan menunjukkan makna lain yang dapat dipahami dari
susunan kalimat serta kondisi dan situasinya, seperti untuk do’a, iltimas,
tamanni, irsyad, taubih, tai-iis (pesimistis),
tahdid dan tahqir (penghinaan).
3)
Istifham (kalimat
tanya)
Istifham adalah mencari pengetahuan tentang sesuatu yang sebelumnya tidak
diketahui. Adatul istifham itu banyak sekali di antaranya adalah hamzah
dan hal.
Hamzah
digunakan untuk
mencari pengetahuan tentang dua hal:
a)
Tashawwur,
yaitu gambaran tentang mufrad. Dalam hal ini hamzah langsung
diiringi dengan hal yang ditanyakan dan umumnya hal yang ditanyakan ini
mempunyai bandingan yang disebutkan setelah lafadz am. Contoh:
اراكبا جئت ام ماشيا؟
“Apakah
kamu datang dengan kendaraan, ataukah berjalan kaki?”
b)
Tashdiq, yaitu gambaran tentang nisbah.
Dalam hal ini bandingan tidak dapat disebutkan. Contoh:
اتتحرك الأرض؟
“Apakah
bumi itu bergerak?.”
Hal digunakan untuk meminta tentang tashdiq, tidak
yang lain dan tidak boleh menyebut bandingan perkara yang ditanyakan dengan hal.
Hal itu ada dua macam:
a)
Hal mashitah bila untuk menanyakan
wujud atau tidaknya sesuatu, seperti: “hal al-insaanu al-kaamilu maujudun”.
b)
Hal murakkabah bila untuk menanyakan
keberadaan sesuatu pada sesuatu, seperti: “Hal an-nabaatu hassaasun?”. (apakah tumbuh-tumbuhan itu memiliki
kepekaan?).
4)
Tamanni
(kata untuk mengharapkan sesuatu yang sulit terwujud)
Tamanni
adalah
mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diharapkan keberhasilannya, baik karena
memang perkara itu mustahil
terjadi, atau mungkin terjadi namun tidak dapat diharapkan tercapainya.
Kata-kata yang
dipergunakan untuk tamanni adalah laita, dan kadang-kadang
dipakai juga kata-kata hal, lau, dan la’alla atas dasar
tujuan balaghah. Contoh:
اسرب القطا هل من يعير جناحه # لعلي الى من قد هويت اطير
“ Wahai kawanan burung qatha (mirip merpati),
siapakah yang mau meminjamkan sayapnya agar aku bisa terbang kepada orang yang aku cintai?.”
5)
Nida’
(kata seru)
Nida’ adalah menghendaki menghadapnya seseorang dengan menggunakan huruf
yang menggantikan lafaz ad’uu. Huruf-huruf nida’ itu ada delapan: hamzah,
ay, yaa, aa, aay, ayaa, hayaa, dan waa.
Hamzah dan ay untuk memanggil munada yang dekat, sedangkan
huruf nida’ yang lain untuk memanggil munada yang jauh.
Kadang-kadang munada
yang jauh dianggap sebagai munada dekat, lalu dipanggil dengan huruf nida’
hamzah dan ay. Hal ini merupakan isyarat atas dekatnya munada
dalam hati orang yang memanggilnya. Dan kadang-kadang munada yang dekat
dianggap sebagai munada yang jauh, lalu dipanggil dengan huruf nida’
selain hamzah dan ay. Hal ini sebagai isyarat atas ketinggian
derajat munada, atau kerendahan martabatnya, atau kelalaian dan
kebekuatan hatinya.
Kadang-kadang nida’
dapat menyimpang dari maknanya yang asli kepada makna yang lain, dan hal ini
dapat diketahui melalui beberapa karinah, seperti sebagai teguran, untuk
menyatakan kesusahan dan untuk menghasut.
b. Contoh-contoh Insya’ Thalabi
1) Contoh Insya’ Thalabi dalam Bentuk Amr
احبب حبسبك هونا ما عسى ان يكون بغيضك يوما ما # وابغض
بغيضك هونا ما عسى ان يكون حبسبك يوما ما
“ Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja,
barangkali suatu hari ia akan berubah menjadi orang yang engkau benci # dan
bencilah orang yang engkau benci sedang-sedang saja, barangkali suatu hari ia
akan berubah menjadi kekasihmu.”
2) Contoh Insya’ Thalabi dalam Bentuk Nahyi
لا تطلب من الجزاء الا بقدر ما صنعت
“
Janganlah kamu menuntut balasan kecuali senilai apa yang kamu kerjakan.”
3) Contoh Insya’ Thalabi dalam Bentuk Istifham
ااذكرحاجتى
ام قد كفاني # حياؤك ان شيمتك الحياء
“ Apakah aku harus
menyebutkan kebutuhanku, ataukah rasa malumu itu cukup bagiku # sesungguhnya
rasa malu itu adalah perangaimu.”
4) Contoh Insya’ Thalabi dalam Bentuk Tamanni
يا ليت شعري وليت الطير تخبرني # ما كان بين علي وابن
عفانا
“ Semoga syairku dan burung itu
memberitahukan kepadaku apa yang terjadi antara Ali dan ibnu Affan.”
فيا
ليت ما بيني وبين احبتي # من البعد ما بيني وبين المصا ئب
“ Maka alangkah indahnya
seandainya jarak antara aku dan kekasihku sejauh antara aku dan musibah-musibah
yang menimpaku.”
5) Contoh Insya’ Thalabi dalam Bentuk Nida’
اجا رتنا انا غريبان هاهنا # وكل غريب للغريب نسيب
“
Wahai penolongku, sesungguhnya kita berdua di sini adalah
pengembara, dan setiap pengembara itu senasib dengan pengembara lainnya.”
2. Insya’ Ghairu
Thalabi
لأنشاء
غير طلبي ما لايستدعى مطلوبا. وله صيغ كثيرة منها: التعجب والمدح والذم والقسم
وأفعال الرجاء وكذلك صيغ العقود.
Insya’ ghairu thalabi, yaitu kalam yang tidak memotivasi terwujudnya sesuatu yang diminta
yang tidak hasil seketika.
a. Bentuk-bentuk Insya’
Ghairu Thalabi
1)
Shiyagh al-Madhi
(kata pujian)
2)
Shiyagh al-Dzamm (kata
celaan)
3)
Al-‘Uquud (transaksi)
4)
Al-Qasm (kata
supah)
5)
Al-Ta’ajjub
6)
Al-Rajaa’
b. Contoh-contoh Insya’ Ghairu Thalabi
1) Contoh Insya’ ghairu Thalabi dalam Bentuk al-Ta’ajjub
ماأكثر الناس إلا بل ماأقلهم # الله يعلم أنى لم أقل
فندا
اني لأفتح عيني حين افتحها # على كثير ولكن لاارى احدا
“ Alangkah banyaknya manusia! Tidak, bahkan alangkah sedikitnya mereka!
Allah maha tahu bahwa saya tidak berkata dusta.
Sesungguhnya saya benar-benar membuka mata kepada orang banyak, tetapi saya
tidak melihat seorang pun.”
2)
Contoh Insya’
Ghairu Thalabi dalam Bentuk
al-Dzamm
بئس الليالي سهد ت من طرب # شوقا الى من يبيت يرقدها
“
Sejelek-jeleknya malam (adalah malam) yang pada malam itu aku tidak dapat tidur
karena merindukan dan mengkhawatirkan seseorang yang tidur pulas.”[4]
Dan masih
banyak lagi contoh-contoh yang lain.
[1]
Ahmad al-Hasyimi, Jawahir al-,Balaghah (Bairut Lebanon:
DKI, 1971), hal. 47
[2]Ahamad
Bachmid, Dars al-Balaghah
al-‘Arabiyah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), hal. 64
[3] Ali
al-Jarim dan Musthafa Amin, Terjemahan al-Balaaghah al-Waadhihah,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013), hal. 238
Casino Junket Casino | JtmHub
BalasHapusCasino 서귀포 출장안마 Junket 김제 출장마사지 Casino. Casino Junket Casino. 계룡 출장안마 Hotel, 오산 출장마사지 Gold Coast, NSW. Address, Gold Coast, NSW82901. Year 창원 출장샵 Built, 2006.